Wali Kota Terima Piagam Penghargaan Rekor MURI Lomba Hias Poskamling Terbanyak


Medan, Museum Rekor Dunia Indonesia  (MURI) memberikan piagam penghargaan kepada Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi atas keberhasilan  Kota Medan memecahkan rekor menggelar Lomba Hias Poskamling Terbanyak.  Piagam penghargaan itu diberikan Senior Manager MURI Yusuf Ngadri di Lapangan Eks Bandara Polonia Medan, Selasa (4/9) pagi.
                Perlombaan menghias poskamling digelar dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 tahun 2018. Di samping juga sebagai upaya untuk memotivasi masyarakat agar mengaktifkan kembali poskamling guna mewujudkan terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman.
Menurut Senior Manager Muri  Yusuf Ngadri, perlombaan menghisas poskamling yang dilakukan ini telah mencipatakan rekor dan layak mendapatkan penghargaan. Berdasarkan hasil pencatatan yang dilakukan tim penilai dari  MURI, peserta yang mengikuti perlombaan mencapai 1.000 poskamling.
“Lomba hias poskamling ini berhasil  memecahakan Rekor MURI dengan jumlah terbanyak yakni 1.000 poskamling, sehingga dicatat dalam Rekor MURI. Untuk itu kita ucapkan selamat atas keberhasilan ini,” kata Yusuf Ngadri.
Dengan mengenakan kaos lengan panjang biru dan celana biru dongker serta ikat kepala merah putih, Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi  mengaku tidak menyangka jika perlombaan hias poskamling yang dilakukan dapat memecahkan Rekor MURI. Sebab, perlombaan itu digelar dalam rangka untuk mengaktifkan kembali siskamling di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Dikatakan Wali Kota, keberdaan  poskamling sangat penting guna mengamati lebih seksama dinamika kehidupan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini, terutama sebagai deteksi dini terhadap warga pendatang. “Di samping itu juga dalam rangka menciptakan rasa aman dan nyaman sehingga masyarakat merasa lebih tenang dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari,” ungkap Wali Kota.
Oleh karenanya dalam setiap kesempatan, Wali Kota selalu berpesan dan mengingatkan kepada seluruh jajarannya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat baik itu kepala lingkungan, lurah dan camat agar mengaktifitan kembali siskamling di setiap lingkungan. “Jika siskamling aktif di 2001 lingkungan, insha Allah Kota Medan yang kita cintai bersama ini senantiasa aman dan kondusif,” paparnya.
Usai menerima piagam penghargaan dari Rekor MURI, Wali Kota selanjutnya memberikan hadiah kepada para pemenangan lomba menghias poskamling. Diharapkannya, hadiah yang diberikan itu semakin memotivasi  para kepling untuk mengaktifkan poskamling di lingkungannya masing-masing, sebab sejauh ini belum seluruhnya lingkungan di Kota Medan mengaktifkan poskamling meski keberadaannya cukup vital dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat.
Sebelumnya di lokasi yang sama, Wali Kota bersama Pj Gubsu  Drs Eko Subowo MBA, Pangdam I BB  Mayjen  TNI  MS Fadillah ikut menari Gemu Famire bersama 7.200 prajurit TNI-Polri. Tarian ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia dalam rangka menyambut sekaligus memeriahkan HUT ke-73 TNI tahun 2018 sekaligus memecahkan Rekor Muri dengan rekor jumlah terbanyak dan silakukan secara serentak.
Selain itu Tarian Gemu Famire juga diikuti Kapolrestabes Medan  Kombes Pol Dadang Hartanto  SH SIk, Dandim 0201 BS  Letkol  Inf  Yuda Rismansyah serta  Komandan Lanud Soewondo Kolonel Pnb  Dirk Poltje Lengkey. Seluruh peserta mengenakan ikat kepala berwarna merah putih dan menari dengan penuh semangat dan gembira mengikuti irama lagu.
Tidak hanya prajurit TNI dan Polri, ibu-ibu Persit Kartika Candra Kirana wilayah Kodam I Bukit Barisan, ibu-ibu PIA Ardhya Garini Cabang 15/D I Lanud Soewondo, ibu-ibu IKKT PWA Kosekhanudnas III Medan ibu-ibu PIA Ardhya Garini Gabungan Cabang Wing III dan Yonko 469 Paskhas, ratusan siswa Sekolah Angkasa Lanud Soewondo dan Pramuka Saka Dirgantara serta para pelajar di Kota Medan juga ikut terlibat dalam Tarian Gemu Famire tersebut.
Gemu Famire atau Maumere adalah sebuah lagu dari Nusa TenggaraTimur yang diciptakan oleh Frans Cornelis Dian Bunda alias Nyong Franco tahun 2011. Lagu ini sangat akrab di telinga warga Indonesia saat ini. Begitu mendengar lagu ini, dipastikan sontak ingin ikut bergoyang mengikuti iramanya. Sejak tahun 2012, lagu ini menjadi fenome, tidak saja di Tanah Air tetapi juga luar negeri.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.