Berjaya di Pencak Silat, Tidak Membuat Adinda Melupakan Pendidikan
Di zaman modern saat ini orang-orang sudah banyak yang melupakan kebudayaan daerah, karena banyak yang mengganggap kebudayaan daerah sudah kuno dan ketinggalan zaman. Namun, siapa sangka dengan melestarikan kebudayaan daerah ini kita bisa mendapatkan banyak penghargaan.
Gadis tomboy berhijab dengan senyum manis ini merupakan atlet pencak silat. Adinda
Mawaddah, ia lahir 20 tahun yang lalu tepatnya di Medan, 24 Januari 1998. Ia merupakan anak ke-2
dari 3 bersaudara dari kedua orangtuanya. Mungkin yang tersirat dipikiran kita
ketika melihat sosok gadis ini adalah ia seorang yang pendiam dan introvert. Namun nyatanya ia adalah seseorang
yang hummble dan bisa menjadi teman berbicara yang asik.
Dinda mengenal pencak silat ketika kelas V sekolah dasar, ia melihat salah satu
ekstrakurikuler disekolah terdapat pencak silat dan ia tertarik untuk
mencobanya. Alasan utama ia melihat saat itu banyak sekali kekerasan yang
terjadi khususnya pada wanita, sehingga ia berlatih pencak silat untuk menjaga
diri.
Tahun 2008 dinda mengikuti Olimpiade
Olahraga Siswa Nasional di Jakarta. Itu merupakan perlombaan pencak silat
pertama yang dinda ikuti. Namun siapa sangka di perlombaan pertama tersebut
dinda mendapatkan juara 3.
Ketika pertama sekali ibu dinda
mengetahui anaknya mengikuti kegiatan pencak silat, beliau sangat tidak
mendukung. Saat itu beliau merasa tidak ada manfaat bagi anaknya ketika
mengikuti kegiatan tersebut, apalagi dinda seorang wanita yang tidak seharusnya
mengikuti kegiatan fisik yang bersifat keras seperti itu. Namun dengan tekad
dan semangat yang kuat, dinda
membuktikan kepada ibunya bahwa kegiatan yang ia ikuti ini memiliki dampak
postif tidak seperti pemikiran ibunya
selama ini.
Pembuktian tersebut dinda tunjukan melalui beberapa prestasi yang telah
diraihnya. Sampai saat ini sudah hampir 40 medali yang di dapatkannya baik
emas, perunggu, maupun perak. Medali tersebut ia dapatkan melalui berbagai macam pertandingan seperti
di Kejuaraan Daerah Tapak Suci Antar Perguruan dinda mendapatkan 2 medali emas, Menjadi juara 2 Pekan Olahraga Pelajar Wilayah, Menjadi juara 1 Pekan Olahaga Nasional Remaja di Jawa Timur, dan sebagainya.
Tahun 2017 dinda menjadi perwakilan dari
Universitas Sumatera Utara di diajang Asian Inter University Championship di Thaksin University, Songkhla Thailand. Ia
menjadi juara 2 di pertandingan tersebut. Pencapaian membanggakan yang membawa nama Universitas
Sumatera Utara ke kancah Internasional. Selain itu belum lama ini dinda menjadi
juara 1 di Pekan Olahraga Wilayah Sumatera Utara kategori Tanding Kelas C
Putri.
Berbicara mengenai pendidikan, ia pun
tak kalah saing
dengan teman sejagatnya, di
tengah tengah kesibukannya sebagai atlet pencak silat. Tidak membuat dinda
melupakan kewajibannya sebagai mahasiswi Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Sumatera Utara. Hal ini dapat terlihat dari IP dinda yang tidak pernah di bawah
3.00, dan ia juga selalu memanage waktu agar seimbang antara pencak silat dan
kuliah.
Tidak hanya itu dinda juga aktif mengikuti
organisasasi yang terdapat baik di dalam ataupun diluar kampus. Saat ini dinda menjadi
anggota di resimen mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan juga anggota
Himpunan Mahasiswa Pertanian USU. Kecintaannya terhadap pencak silat membuatnya
bisa menjadi seorang guru honorer di salah satu SMA kota Medan, yaitu SMA 1
Muhammadiyah Medan.
Tidak ada komentar