Edy Rahmayadi, Penyelamat Sepakbola Indonesia

Masyarakat Sumatera Utara belakangan ini sangat akrab dengan sosok Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Edy Rahmayadi. Keakraban itu mulai terjalin sejak Edy Rahmayadi menjabat sebagai Panglima Kodam I/BB pada tahun 2015. 
Sebelum memegang jabatan sebagai Pangkostrad, Edy Rahmayadi ternyata merupakan seorang prajurit yang memulai karir dari bawah. 
Edy Rahmayadi lahir pada tanggal 10 Maret 1961, di Sabang, Aceh.
Bersuku Melayu asli, banyak menghabiskan masa kecilnya di Besitang, Langkat Sumatera Utara.
Ayah beliau Rahman Ishaq merupakan seorang TNI yang memiliki pangkat terakhir sebagai Kapten. Rahman sempat bertugas di Aceh tepatnya Pulau Sabang, Aceh dan disanalah Edy Rahmayadi lahir.
Edy menamatkan sekolah menengahnya di SMA Negeri 1 Medan, dan sempat berkuliah di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) pada tahun 1979.
Di UISU inilah Edy bertemu dengan Nawal Lubis. Edy dan Nawal kemudian menikah dan memiliki tiga orang anak.
Tahun lalu, Edy baru saja menikahkan putri sulungnya Siti Andina Rahmayani. Resepsi pernikahan tersebut diselenggarakan di Medan dan Jakarta pada bulan November 2016 silam.
Edy Rahmayadi menamatkan pendidikannya di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) pada tahun 1985, setelah lulus ia langsung mengomandani batalyon di jajaran Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat.
Sebagai seorang prajurit, berbagai tempat sudah pernah Edy singgahi. Ia telah mencicipi bagaimana rasa menjadi komandan dari Aceh propinsi paling barat sampai Papua propinsi paling timur di Indonesia.

Dari mulai Asisten Operasi di Komando Daerah Militer Iskandar Muda sampai Komandan Resor Militer 174 Cendrawasih. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia, Kodam I/Bukit Barisan  pada tahun 1998.
Pada tahun 2015 ia dipercaya menjadi Panglima Kodam I/BB menggantikan Mayjen TNI Winston Pardamean Simanjuntak. Belum genap setahun menjadi Pangdam ia lalu dipercaya untuk menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.
Setelah itu Edy dipercaya menjadi Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad). Ia dilantik sejak bulan Juli 2015 menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
Sepakbola
Edy sempat menjadi penyelamat kondisi sepak bola Sumatera Utara khususnya kota Medan. Saat itu Edy menjadi pembina tim PSMS Medan dan menyudahi konflik internal yang terjadi. Bahkan, saat itu PSMS kembali menunjukkan tajinya dengan keluar sebagai juara di kompetisi Piala Presiden.

Setelah menjadi pembina di PSMS ia kembali ke dunia sepak bola dengan menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Ia mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI ketika sudah menjabat Pangkostrad.

Edy menang dalam pemilihan ketua Umum PSSI yang diselenggarakan di Jakarta, 10 November 2016. Dari 107 perwakilan yang datang Edy menang telak dengan mengantongi 73 suara.

Edy Rahmayadi menjadi ketua PSSI pada periode 2016 - 2020 menggantikan La Nyala Matalitti. Tugas berat langsung diemban Edy untuk memimpin PSSI, karena pada saat itu Indonesia tengah didera sangsi FIFA.

Saat ini Edy Rahmayadi punya misi mulia lain.  Edy yang merupakan salah seorang penggagas pembangunan Mesjid Agung Medan ini bertekad maju sebagai calon gubernur dalam Pilgubsu 2018 mendatang.  Misi ini diembannya hanya untuk melakukan perubahan agar Sumut bisa kembali marwahnya menjadi provinsi yang bermartabat.(ant)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.